Papua Barat Miliki Potensi Besar, Tapi Kemiskinannya Tinggi

07-04-2016 / KOMISI VI

 

Provinsi Papua Barat yang memiliki potensi sangat luar biasa, baik pertanian, perikanan, pertambangan, hasil hutan, maupun pariwisata. Semua sektor ini bisa menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi.

 

Potensi luar biasa tersebut belum termanfaatkan secara optimal untuk kemakmuran rakyat. Hal ini tercermin dari tingginya angka kemiskinan di Provinsi Papua Barat. “Papua Barat memiliki sumber daya yang luar biasa, akan tetapi kondisi perekonomian masyarakatnya masih memprihatinkan,” nilai Endang Srikarti Handayani  kepada Parlementaria di sela-sela kunjungan kerja ke Kampung Wisata Arborek, Raja Ampat, Papua Barat, baru-baru ini.

 

Menurutnya, perekonomian Papua Barat umumnya digerakkan melalui perhubungan laut dan udara. Untuk itu keberadaan dan kelancaran arus transportasi laut dan udara sangat penting bagi perkembangan perekonomian di wilayah ini. Pengembangan transportasi baik darat maupun laut sangatlah penting untuk mengurangi kesenjangan aksesibilitas dan meningkatkan integrasi wilayah.

 

Pengembangan potensi wilayah ini tidak mungkin sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah. Papua Barat membutuhkan investasi baik dari dalam maupun luar negeri. Provinsi Papua Barat ini akan mampu menarik investor apabila memiliki daya tarik investasi. Tidak cukup hanya dengan modal kekayaan sumber daya alam, aksesibilitas juga merupakan salah satu faktor terpenting dalam menciptakan iklim ivestasi yang kondusif, jelasnya.

 

“Untuk itu, kami sangat mendorong peran serta pihak BUMN jasa transportasi darat, laut, maupun udara untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanannya dengan cara membangun pelabuhan dan bandara atau dengan mengembangkan atau memperbaiki apa yang sudah ada saat ini,” papar Anggota F-PG itu.

 

Ia berharap pihak Pemda, BUMN, serta swasta dapat menjalin kerja sama dan memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan perekonomian dan kemakmuran rakyat Indonesia umumnya dan Provinsi Papua Barat khususnya.

 

Senada dengan Endang, Ketua Komisi VI DPR RI Achmad Hafisz Tohir, juga mengatakan, kemiskinan di Papua Barat nomor tiga terbesar setelah Papua dan Maluku.

 

“Kita berkeliling salah satu tujuannya adalah untuk melihat dan meninjau secara langsung bagaimana sebaiknya proses pembangunan ekonomi di Papua
Barat itu bisa langsung mengenai ekonomi sasarannya. Raja Ampat salah satu pemandangan alam sepuluh terbaik dunia. Ini harus kita manfaatkan untuk menambah devisa negara dan menunjang pendapatan asli daerah,” ungkapnya. (iw)/foto:iwan armanias/parle/

BERITA TERKAIT
KAI Didorong Inovasi Layanan Pasca Rombak Komisaris dan Direksi
15-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menyambut baik pergantian Komisaris dan Direksi PT Kereta Api Indonesia...
Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Gudang, Pemerintah Harus Turun Tangan
11-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menyoroti kondisi sejumlah gudang pabrik gula di wilayah Situbondo dan...
Koperasi Merah Putih adalah Ekonomi yang Diamanahkan Oleh Founding Fathers Kita
06-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta– Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa melalui pendekatan ekonomi kerakyatan yang...
Legislator Kritik PLN yang Utang 156 M Setiap Hari
05-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menyoroti soal lonjakan utang PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau...